Di banyak outlet pakaian di beberapa mal, rumah sakit, toko buku, atau perpustakaan banyak tersedia ruang tunggu (mungkin lebih tepatnya ruang bermain) untuk anak-anak. Biasanya tersedia sebuah televisi kecil yang menayangkan filem kartun, mainan bongkar pasang lego, alat tulis, buku gambar, boneka, dan sebagainya. Di situ si anak bisa ditinggal sebentar untuk main, sementara ibunya belanja-belanji atau melakukan kegiatan lain. (untung ngga ada culik)
Semakin besar tokonya, makin besar ruangan anaknya, malah ada yang kumplit dengan ruangan untuk menyusui bayi dan ganti popok. Kalau ruangan anak biasa kadang menyatu dengan pajangan-pajangan baju yang dijual, tapi kalau ada ruang menyusui biasanya mojok atau malah tertutup sama sekali. Tapi walau namanya ruang menyusui bukan hanya ibu-ibu yang boleh masuk. Bapak-bapak juga bebas sliwar-sliwer di situ, misalnya untuk ngganti popok atau ngasih susu botol (dilarang ngintip!).
Semakin besar tokonya, makin besar ruangan anaknya, malah ada yang kumplit dengan ruangan untuk menyusui bayi dan ganti popok. Kalau ruangan anak biasa kadang menyatu dengan pajangan-pajangan baju yang dijual, tapi kalau ada ruang menyusui biasanya mojok atau malah tertutup sama sekali. Tapi walau namanya ruang menyusui bukan hanya ibu-ibu yang boleh masuk. Bapak-bapak juga bebas sliwar-sliwer di situ, misalnya untuk ngganti popok atau ngasih susu botol (dilarang ngintip!).
Mies Parkki (Parkiran Laki-laki)
di outlet Benetton di Mal Kamppi
Ok, lalu bagaimana dengan bapak-bapak yang nemani pasangannya belanja? Ada toko yang "cuma" ngasih sofa besar dua buah, ada yang lengkap dengan meja dan majalah-majalah pria, malah ada yang hanya kasih kursi panjang biasa. Jadi kalau ngantuk (kebiasaan saya kalau belanja) ya pas banget kalau ada tempat istirahatnya, asal jangan dipakai buat tidur aja :-)
No comments:
Post a Comment